Selasa, 27 Oktober 2015

fungsi dan peran media dalam pembelajaran (resume media pembelajaran 5)



FUNGSI DAN PERAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
Arsyad berpendapat fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, atau lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
            Menurut Arsyad media pembelajaran mempunyai empat fungsi, yaitu sebagai berikut;
a.       Fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks pelajaran.
b.      Fungsi afektif yaitu media visual yang terlihat dapat meningkatkan kenikmatan belajar, emosi, dan sikap siswa dalam belajar.
c.       Fungsi kognitif yaitu lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar, dan
d.      fungsi kompensatoris yaitu media berfungsi mengakomodasikan siswa yang lemah atau lamban dalam menerima isi pelajaran yang disampaikan.
Media berfungsi untuk tujuan intruksi dan informasi yang terdapat dalam media harus melibatkan siswa, baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata, sehingga pengajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang lebih sistematis , agar dapat menyiapkan intruksi yang efektif. Selain menyenangkan, media  harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa.
            Media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton (1985:28) dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu;
a.       Memotivasi minat atau tindakan
Media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggungjawab, melayani secara sukarela, atau memberikan sumbangan material). Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.
b.      Menyajikan informasi
Media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasanlaporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi.
c.       Memberi intruksi
Media berfungsi untuk tujuan intruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapa menyiapkan intruksi yang efektif. Disamping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa.
Peran Media dalam Pembelajaran Bahasa
a.    Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik.
b.    Mengatasi batas-batas ruang kelas.
c.    Mengatasi kesulitan apabila suatu benda yang diamati terlalu kecil.
d.    Mengatasi gerak benda secara cepat atau lambat.
e.    Mengatasi hal-hal yang terlalu kompleks untuk dipisahkan.
f.     Mengatasi suara yang terlalau halus untuk didengar.
g.    Mengatasi peristiwa-peristiwa alam.
h.    Memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan masyarakat atau alam.
i.      Memungkinkan terjadinya kesamaan dalam pengamatan (Rohani, 1997:6).

Kamis, 22 Oktober 2015

Syarat/Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran (Resume media pembelajaran 4)



Syarat/Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
                Kriteria utama dalam pemilihan media pembelajaran adalah ketepatan tujuan pembelajaran, artinya dalam menentukan media yang akan digunakan pertimbangannya bahwa media tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan media ini, diantaranya;
a.       Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pembelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi, sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami peserta didik.
b.      Kemudahan dalam memperoleh media yang akan digunakan, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh. Media grafis umumnya mudah diperoleh bahkan dibuat sendiri oleh guru.
c.       Keterampilan guru dalam menggunakannya; apapun jenis media yang diperlakukan, syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya.
d.      Tersedia waktu untuk menggunakan; sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung.
e.       Sesuai dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa sehingga makna yang terkandung di dalamnya mudah dipahami oleh siswa.
Media-media yang akan dipilih dalam proses pembelajaran juga harus memenuhi
syarat-syarat visible, interesting, simple, useful, accurate, legitimate, structure (VISUALS). Penjelasan dari syarat tersebut adalah :
Ø  Visible atau  mudah dilihat, artinya media yang digunakan harus dapat memberikan keterbacaan bagi orang lain yang meluhatnya.
Ø  Interesting atau menarik, yaitu media yyang digunakan harus memiliki nilai kemenarikan. Sehingga yang melihatnya akan tergerak dan mendorong untuk memperhatikan pesan yang disampaikan melalui media tersebut.
Ø  Simple atau sederhana, yaitu media yang digunakan juga harus memiliki nilai kepraktisan dan kesederhanaan, sehingga tidak berakibat pada in-efiensi dalam pembelajaran.
Ø  Useful atau bermanfaat, yaitu media yang digunakan dapat bermanfaat dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Ø  Accurate atau benar, yaitu media yang dipilih benar-benar sesuai dengan karakteristik materi atau tujuan pembelajaran. Atau dengan kata lain media tersebut benar-benarvalid dalam pembuatan dan penggunaannya dalam pembelajaran.
Ø  Legitimate atau sah, masuk akal artinya media pembelajaran dirancang dan digunakan untuk kepentingan pembelajaran oleh orang atau lembaga yang berwewenang.
Ø  Structure atau terstruktur artinya media pembelajaran baik dalam pembuatanatau penggunaannya merupakan bagian tar terpisahkan dari materi yang akandisampaikan melalui media tersebut.

Kamis, 15 Oktober 2015

Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran (Resume Media Pembelajaran 3)



JENIS DAN KARAKTERISTIK MEDIA PEMBELAJARAN
            Mengingat banyaknya media pembelajaran, maka dirasa sangat perlu untuk melakukan pengelompokan terhadap berbagai media pendidikan yang ada tersebut. Pengelompokan ini secara praktis dimaksudkan agar memudahkan kita sebagi pengguna dalam memahami prinsip penggunaan, perawatan, dan pemilihan media dalam proses pembelajaran. Menurut Sanjaya (2006;170), media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.
1.      Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
·         Media auditif, yaitu media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
·         Media visual, yaitu media yang dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Jenis media yang tergolong ke dalam media visual adalah adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
·         Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.
2.      Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam:
·         Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak, seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan yang khusus.
·         Media yang mempunyai daya liput yang terbatas ruang dan waktu, seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.
3.      Dilihat dari cara atau teknik pemakaianya, media dapat dibagi:
·         Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projektor untuk memproyeksikan film, slide projektor untuk memproyeksikan film slide, overhead projektor (OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.
·         Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya.
Pendapat lain dikemukakan oleh Rudy Brets (2004), dalam Sanjaya (2006;212) yang mengklarifikasikan media menjadi tujuh, yaitu:
·         Media audiovisual gerak, seperti: film bersuara, pita video, fil pada televisi, televisi, dan animasi.
·         Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, halaman suara, dan sound slide.
·         Audio semi gerak, seperti: tulisan jauh bersuara.
·         Media visual bergerak, seperti: film bisu.
·         Media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone.
·         Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio.
·         Media cetak, seperti: modul, buku, bahan ajar mandiri.
Menurut Arsyad (2002), setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi kemampuanny, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pembelajaran. Di samping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai jenis media pengajar secara bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami karakteristik media tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif . Sebelum menggunakan media dalam pembelajaran, guru harus memahami karakteristik jenis serta pengelompokan dari media yang akan digunakan. Dengan media yang akan digunakannya tersebut, guru harus meyakinkan dirinya bahwa media yang akan digunakannya tersebut, akan benar-benar memberikan nilai positif terhadap kualitas pembelajaran yang akan dilakukannya.

Kamis, 08 Oktober 2015

Landasan Teoritis Penggunaan Media Pembelajaran (Resume Media Pembelajaran 2)




LANDASAN TEORETIS PENGGUNAAN MEDIA PENDIDIKAN
Menurut Bruner (1966: 10-11) ada tingatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman pictorial gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya arti kata ‘simpul’ dipahami dengan langsung membuat ‘simpul’. Pada tingkatan kedua yang diberi label iconic (arti gambar atau image), kata simpul dipelajari dari gambar, lukisan, foto, atau film. Selanjutnya , pada tingkatan symbol, siswa membaca atau mendengar kata ‘simpul’ dan mencoba mencocokannya dengan ‘simpul’ pada image mental atau mencocokannya dengan pengalamannya membuat ‘simpul’.
Menurut Dale (1969) tingkat pemahaman hasil belajar seperti itu merupakan suatu proses komunikasi. Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan ke dalam symbol-simbol tertentu (encoding) dan siswa sebagai penerimaa penafsiran symbol-simbol tersebut, sehingga dipahami sebagai pesan (decoding).
Uraian di bawah memberikan memberikan petunjuk bahwa agar proses belajar dan mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk mendapatkan semua alat ideranya.
Pesan diproduksi dengan:                            Pesan dicerna dan diinterpretasikan dengan:
Berbicara, menyanyi, memainkan                         Mendengarkan
alat musik, dsb
Memvisualisasikan melalui film,                           Mengamati
 foto, lukisan, gambar, model,
 patung, grafik, kartun
, gerakan nonverbal
Menulis atau mengarang                                        Membaca
GAMBAR 1.1 Pesan Dalam Komunikasi
Semakin banyak alat indera yang dipergunakan untuk menerima dan mengolah informasi, semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan.
Levie & Levie (1975) menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubungkan fakta-fakta dan konsep. Di lain pihak, stimulus verbal memberi hasil belajar yang lebih apabila pembelajaran itumelibatkan ingatan yang berurutan (sekuensial). Hal ini merupakan salah satu bukti dukungan atas konsep dual coding hypothesis (hipotesis koding ganda) dari Paivio (1971). Konsep itu mengatakan bahwa ada dua sistem ingatan manusia, satu untuk mengolah symbol verbal kemudian menyimpannya dalam bentuk proposisi image, dan yang lainnya untuk mengolah image nonverbal yang kemudian disimpan dalam bentuk proposisi verbal.
Perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangatmenonjol perbedaannya. Kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya sekitar 5% diperoleh melalu indera dengar, dan 5% lagi diperoleh oleh indera lainnya (Baugh dalam Achsin, 1986). Sementara itu, Dale (1969) memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalu indera pandang berkisr 75%, melalu indera degar sekitar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12%.
Salah satu gambar yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’s Cone of Experience (Kerucut Pengalaman Dale) (Dale, 1969)
        Abstrak

Kongkret
 
.
GAMBAR 1.2 Kerucut Pengalaman Dale
Kerucut ini merupakan elaborasi yang rinci dari konsep tiga tingkatan pengalaman yang dikemukakan ole Bruner sebagaimana diuraikan sebelumnya. Hasil belajar seseornag diperoleh dari pengalaman langsung (kongkret), kenytaan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin ke atas di puncak kerucut, maka seakin abstrak media penyampaian pesan itu.. peru di catat bahwa urutan-urutan ini tidak berarti proses belajar dan interaksi mengajar belajar harus selalu dimulai dari pengalamna langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajarnya.
Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu. Oleh karena itu, ia melibatkan penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba. Ini dikemukakan dengan learning by doing.
Tingkat keabstarakan pesan akan semakin tinggi ketika pesan itu dituangkan kedalam lambing-lambang seperti bagan, grafik, atau kata. Jika pesan terkandung dalam lambang-lambang seperti itu, indera yang dilibatkan untuk meafsirkannya semakin terbatas, yakni indera pendengaran atau indera penglihatan . meskipun tingkatan partisipasi fisik semakin berkurang, keterlibatan imajinatif semakin bertambah dan berkembang.

Daftar Pustaka
Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.